ABSTRAK
Febriawati, Ratih Aliu.
2009. Aktivitas
Antibakteri Ekstrak Kelopak Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.)
terhadap Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli dengan Metode Dilusi.
Karya Tulis Ilmiah.
Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang, Pembimbing Drs. Sentot
Djoko Raharjo, S.Si.
Kata kunci : antibakteri,
ekstrak kelopak bunga rosella, Staphylococcus aureus,
Escherichia coli,
metode dilusi
Kelopak bunga rosella dapat
digunakan sebagai antibakteri dalam
bentuk ekstrak dengan
pelarut tertentu. Uji aktivitas antibakteri ekstrak kelopak
bunga dilakukan terhadap Staphylococcus aureus sebagai
bakteri indikator untuk
gram positif dan Escherichia coli sebagai
bakteri indikator untuk gram negatif.
Uji aktivitas antibakteri
ekstrak kelopak bunga rosella menggunakan metode
dilusi untuk mengetahui
nilai KHM dan KBM. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui konsentrasi
paling efektif ekstrak kelopak bunga rosella dalam
menghambat pertumbuhan dan
membunuh S. aureus dan E. coli serta
untuk
mengetahui adanya perbedaan
aktivitas antibakteri ekstrak kelopak bunga rosella
(Hibiscus sabdariffa Linn.)
terhadap bakteri Staphylococcus
aureus dan Escheria
coli dengan metode dilusi .
Penelitian ini dilakukan di
Laboratorium Mikrobiologi Akademi
Farmasi Putra Indonesia
Malang tanggal 29 April sampai 24 Mei 2009.
Pengamatan dan penelitian
terhadap aktivitas antibakteri ekstrak kelopak bunga
rosella pada S. aureus dan E. coli dilakukan
dengan metode dilusi untuk
mengetahui nilai KHM dan
KBM. Adapun populasi dan sampel pada penelitian
ini adalah ekstrak kelopak
bunga rosella. Untuk analisis data digunakan kriteria
daya hambat minimum untuk
KHM yaitu ditandai dengan derajat kekeruhan pada
tabung reaksi yang diamati
serta digunakan kriteria daya bunuh maksimal untuk
KBM yaitu dilakukan
penghitungan jumlah koloni bakteri yang ditumbuhkan
pada media selektif dengan
menggunakan colony counter.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas
antibakteri ekstrak kelopak
bunga rosella terhadap S. aureus dan E. coli yaitu
ekstrak kelopak bunga
rosella lebih banyak menghambat dan membunuh S.
aureus yang mewakili bakteri gram
positif daripada E. coli yang
mewakili bakteri
gram negatif. Hal ini
dibuktikan ekstrak kelopak bunga rosella pada konsentrasi
40% sudah mampu menghambat
dan membunuh S. Aureus sedangkan
pada E.
coli pada konsentrasi 55% mulai
menunjukkan aktivitas antibakterinya.
Berdasarkan hasil
penelitian diharapkan ekstrak kelopak bunga
rosella dapat digunakan
sebagai alternatif pengobatan terhadap infeksi yang
disebabkan oleh bakteri S. aureus ataupun
bakteri gram positif lainnya.
ABSTRAK
Ngepi, Maria Dolfiana 2009.
Pemanfaatan Minyak
Atsiri Dari Daun Cengkeh
(Caryophilli Folium) Sebagai Obat
Tradisional Dalam Bentuk Sediaan
Balsem. Karya
Tulis Ilmiah. Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang,
pembimbing Drs. Bilal
Subchan As., Apt.
Kata kunci : Pemanfaatan,
Daun cengkeh, Obat tradisional, Balsem
Keanekaragaman hayati yang
ada di bumi ini tidak hanya digunakan
sebagai bahan pangan
ataupun untuk dinikmati keindahannya saja, namun
bermanfaat juga sebagai
bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang
ada, terutama yang tumbuh
di Indonesia dikenal sebagai bahan yang efektif untuk
obat dan digunakan sebagai
bahan baku industri obat di Indonesia, selain sebagai
obat tradisional. Cengkeh
adalah salah satu hasil tanaman rempah di Indonesia.
Tanaman cengkeh banyak
dibudidayakan untuk diambil bunga dan minyaknya.
Potensi tanaman cengkeh
yang belum dimanfaatkan secara optimal adalah
daunnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan daun
cengkeh supaya memiliki
nilai komersil.
Daun cengkeh (Caryophili Folium)
mengandung Minyak atsiri, tanin
galat, kalsium oksalat, dan
berkhasiat sebagai analgesik, karminatif, dan stimulan.
Penelitian dilakukan di
laboratorium farmasetika Akademi Farmasi Putera
Indonesia Malang, pada
bulan April sampai Juni 2009. Penelitian terhadap
pemanfaatan daun cengkeh (Caryophili Folium)
dilakukan dengan pengambilan
minyak atsiri daun cengkeh
menggunakan metode destilasi uap air. Minyak
tersebut akan digunakan
sebagai bahan aktif dalam pembuatan sediaan balsem
dengan penambahan jumlah
minyak yang berbeda pada ketiga formula balsem.
Adapun evaluasi yang
dilakaukan terhadap sediaan balsem diantaranya uji
organoleptis, uji
homogenitas dan uji volunter.
Hasil penelitian menunjukan
bahwa pemanfatan daun cengkeh sebagai
obat tadisional dalam
bentuk sediaan balsem menghasilkan balsem dengan mutu
fisik yang baik. Hal ini
ditunjukan dengan beberapa pengujian yang dilakukan
terhadap balsem cengkeh
tersebut yakni uji organoleptis dan uji homogenitas. Dan
pada uji volunter
menunjukan bahwa responden sangat menyukai sediaan balsem
formula III dengan persentase
sebesar 84,75% hal ini dikarenakan penambahan
jumlah minyak pada formula
III lebih banyak dibanding formula I, dan II
Berdasarkan hasil
penelitian disarankan adanya penelitian lebih lanjut,
perlu melakukan penelitian
tentang efektifitas daun cengkeh sebagai analgesik,
stimulan, dan karminatif,
perlu melakukan penelitian tentang dosis penggunaan
minyak atsiri daun cengkeh
dalam sediaan topikal.
0 komentar:
Posting Komentar