THE NEXT PIM CAMPUS

Suasana Kampus PIM di masa yang akan datang

THE NEXT PIM CAMPUS

Suasana Kampus PIM di masa yang akan datang .....

THE NEXT PIM CAMPUS

Suasana Kampus PIM di masa yang akan datang .....

Jumat, 02 Desember 2011

ABSTRAK KARYA TULIS ILMIAH AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN TAHUN 2011

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN BANDOTAN (Ageratum
conyzoides L.) TERHADAP Pseudomonas aeruginosa MENGGUNAKAN
METODE DILUSI

Naning Wahyu Ekosari
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : aktivitas ekstrak daun bandotan, antibakteri, Pseudomonas
aeruginosa.
Ageratum conyzoides L. atau lebih dikenal dengan nama bandotan
merupakan salah satu tanaman obat tradisional yang memiliki banyak khasiat
dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit salah satunya untuk luka
luar akibat goresan senjata tajam atau luka bakar. Bagian tanaman bandotan
yang sering digunakan sebagai antibakteri pada luka luar adalah daunnya
karena diduga mempunyai kandungan kimia yang berkhasiat sebagai
antibakteri seperti saponin dan flavonoid. Saponin bersifat merendahkan
tegangan permukaan sehingga dapat membunuh bakteri dan flavonoid
merupakan senyawa yang memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi, analgesik,
anti-oksidan dan juga sangat berperan dalam proses penyembuhan luka.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun
bandotan (Ageratum conyzoides L.) dalam menghambat dan membunuh
pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa
Daun bandotan yang digunakan dalam pengujian ini dibuat dalam bentuk
ekstrak yang diperoleh melalui ekstraksi daun segar dengan cara perkolasi
menggunakan pelarut etanol 70%. Kemudian dilakukan pengujian dengan
menggunakan metode KHM dan KBM dengan dosis 25g, 27g, 29g, 31 g, dan
33 g.
Dari hasil penelitian didapat jumlah rata-rata dari masing-masing dosis
menunjukkan perbedaan jumlah bakteri bila diurutkan dari terkecil adalah 22
koloni ; 28 koloni; 36 koloni; 58 koloni; 78 koloni untuk dosis 33g; 31g; 29g;
27g; 25g. Tetapi hasil tersebut masih belum mencapai kriteria suatu ekstrak
dalam menghambat dan membunuh bakteri uji.
Oleh sebab itu untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan
peningkatan dosis ekstrak agar dapat dicapai kadar hambat minimum dan
kadar bunuh minimum suatu ekstrak terhadap bakteri uji. Selain itu
disarankan juga untuk melakukan isolasi agar mendapatkan hasil yang
maksimal.


UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK STROBERI (Fragaria
xananassa) TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans
DENGAN METODE DIFUSI CAKRAM

Seli Koswana
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : Aktivitas Antibakteri, Ekstrak stroberi, Streptococcus mutans.
Stroberi (Fragaria xananasse) merupakan salah satu buah yang sangat
digemari banyak orang karena warna dan bentuknya yang sangat mengesankan.
Stroberi telah lama dikenal sebagai buah herba yang memiliki berbagai
khasiatbagi kesehatan, karena didalam stroberi mengandung xilitol yang bersifat
antibakteri. Xilitol dalam stroberi dipercaya mampu mengurangi pembentukan
plak pada gigi dengan cara menghambat bakteri Streptococcus mutans dan
menghambat aktivitas enzim glikosiltransferase dari bakteri tersebut.
Cara yang dapat digunakan untuk mengurangi plak pada gigi atau yang
lebih dikenal dengan karies gigi yaitu dengan ekstrak stroberi hal tersebut
dilakukan karena ekstrak stroberi mampu mengurangi pertumbuhan Streptococcus
mutans penyebab plak gigi.
Maka dari itu, dilakukan pengujian secara invitro terhadap bakteri
Streptococcos mutans dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dari
konsentrasi ekstrak stroberi sebesar 20%, 40%, 60% dan juga 80%. Setelah itu
diamati pertumbuhan luas zona hambat atau zona bening disekitar area kertas
cakam selama 2 x 24 jam pada suhu 370C. analisis data hasil penelitian
menggunakan standar deviasi dan koefisien variasi, koefisien variasi harus kurang
dari 2%.
Dari hasil penelitian didapat jumlah rata-rata dari masing-masing konsentrasi
menunjukkan perbedaan luas zona hambat bila diurutkan dari terkecil adalah pada
konsentrasi 20% menunjukkan 0mm, konsentrasi 40% menunjukkan 6,00mm,
konsentrasi 60% menunjukkan 7,89mm, dan konsentrasi 80% menunjukkan
8,15mm. Selanjutnya nilai koefisien variasi pada konsentrasi 40% adalah
1,2007%, kosentrasi 60% adalah 1,0289%, dan konsentrasi 80% adalah 0,9489%.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, untuk peneliti selanjutnya dapat
disarankan untuk melakukan isolasi terhadap senyawa xilitol agar mendapatkan
hasil yang maksimal, disarankan juga supaya dilakukan pengujian tentang kadar
xilitol serta pembuatan formulasi obat kumur dari ekstrak stroberi, dan diadakan
lebih lanjut tentang aktivitas antibakteri dari ekstrak stroberi terhadap bakteri
pathogen yang lain.


KARAKTERISASI KOMPONEN MINYAK ATSIRI KULIT BUAH
JERUK PURUT DENGAN DISTILASI UAP DAN
AKTIVITASNYA TERHADAP Staphylococcus aureus

Erika Andriani
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK

Kata kunci : minyak atsiri, distilasi uap, antibakteri
Minyak atsiri merupakan tanaman aromatik yang tersebar luas di
Indonesia. Minyak atsiri banyak digunakan diberbagai industri seperti dalam
industri parfum, kosmetika, farmasi/obat-obatan, serta industri makanan dan
minuman. Salah satu tumbuhan yang mengandung minyak atsiri adalah jeruk
purut (Citrus histryx D.C). Jeruk purut merupakan tumbuhan perdu yang
dimamfaatkan terutama buah dan daunnya sebagai bumbu penyedap masakan.
Selain itu, minyak atsiri kulit buah jeruk purut juga dapat berfugsi sebagai bahan
pembuat parfum. kosmetik, antiseptik dan antibakteri. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengetahui hasil penyulingan minyak atsiri kulit buah jeruk purut,
mengetahui komponen senyawa dan untuk mengetahui aktivitas senyawa minyak
atsiri sebagai antibakteri Staphylococcus aureus pada saat jam ke-2,4,6, dan 8.
Pengambilan minyak atsiri kulit buah jeruk purut dilakukan dengan
distilasi uap. Waktu yang digunakan selama 8 jam dengan tiap-tiap pengambilan
minyak atsiri 2 jam, 4 jam, 6 jam, dan 8 jam. Hasil distilasi minyak atsiri
ditentukan jumlah rendemennya. kemudian dianalisis komponen senyawa dengan
KG-SM dan uji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Lokasi penelitian dan penyulingan minyak atsiri dengan distilasi uap
dilaksanakan di laboratorium Farmakognosi AKAFARMA Putra Indonesia
Malang. Analisa senyawa minyak atsiri dengan menggunakan KG-SM
dilaksanakan di laboratorium Kimia Universitas Negeri Malang. Uji aktivitas
antibakteri dilaksanakan dilaboratorium Mikrobiologi AKAFARMA Putera
Indonesia Malang. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April sampai
bulan Juni 2011. Sampel jeruk purut diambil dari daerah Tempursari Kecamatan
Donomulyo, Malang.
Hasil penelitian menunjukkan rendemen minyak atsiri kulit buah jeruk
purut terbesar pada saat distilasi 6 jam yaitu sebesar 0,3692%. Hasil analisis
komponen senyawa minyak atsiri kulit buah jeruk purut menggunakan KG-MS
terdapat komponen utama yaitu beta-pinen. Hasil daya antibakteri hasil zona
bening yang terbesar terdapat pada distilasi 2 jam yaitu 16,25 mm2.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka peneliti menyarankan agar
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang isolasi dari masing-masing senyawa dan
isolasi senyawa utama yang diduga berkhasiat sebagai antibakteri dan perlu
diakukan uji aktivitas senyawa terhadap mikroba lain.


UJI AKTIFITAS ANTIBAKTERI,
ISOLAT TANIN DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi linn)
TERHADAP Staphylococcus aureus
SEBAGAI PENCEGAH INFEKSI PADA JERAWAT

Octavina Rizka Suryani
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : Aktivitas Antibakteri, Isolat tanin daun belimbing wuluh,
Staphylococcus aureus.
Secara tradisional daun belimbing wuluh dapat digunakan untuk
pencegahan jerawat. Salah satu prinsip dari pengobatan jerawat adalah
menghambat pertumbuhan bakteri pada kulit. Terdapat berbagai macam senyawa
kimia dalam daun belimbing wuluh salah satunya adalah senyawa tanin yang
berfungsi sebagai antibakteri. Senyawa tanin dalam daun belimbing wuluh akan
digunakan sebagai pendugaan bahwa diantara senyawa-senyawa lain senyawa
inilah yang bekerja sebagai antibakteri untuk mencegah infeksi pada jerawat.
Staphylococcus aureus merupakan salah satu agen mikroba yang ditengarai
menyebabkan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
antibakteri isolat tanin daun belimbing wuluh terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
Isolasi senyawa tanin dari daun belimbing wuluh dilakukan dengan cara
ekstraksi menggunakan refluks dengan pelarut ethanol : air (1 : 1) selama 3 jam,
selanjutnya dilakukan ekstraksi cair-cair menggunakan n-Heksan dan etil asetat
secara bertahap. Kemudian setelah itu baru dilakukan isolasi dengan metode
kromatografi kolom menggunakan fase gerak BAA (n-Buthanol:asam asetat:air)
dan fase diam silica gel. Hasil isolat yang positif mengandung tanin digunakan
dalam pengujian aktifitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat tanin tidak dapat terpisah dari
eluen BAA, oleh karena itu dibuat kontrol BAA. Maka dari hasil pengujian
aktifitas antibakteri didapat hasil sebagai berikut : Luas zona hambat yang
dihasilkan dari campuran isolat dengan eluen BAA (n-buthanol:asam asetat:air)
adalah 10,7467 cm2; 7,5439 cm2; 10,1736 cm2. Luas zona hambat yang dihasilkan
kontrol BAA adalah 5,7227 cm2; 5,3066 cm2; 5,7227 cm2. Luas zona hambat
perhitungan matematis untuk isolat adalah 5,0240 cm2; 2,2373 cm2; 4,4509 cm2.
Pembuktian kebenaran daya hambat yang ditimbulkan eluen BAA dihitung
dengan uji statistik dengan uji t dan menunjukkan hasil bahwa eluen tersebut
benar-benar menghambat pertumbuhan bakteri.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa isolat tanin mempunyai
aktifitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Namun dalam hal ini tidak
dapat dikatakan bahwa senyawa tanin benar-benar menghambat pertumbuhan
bakteri tersebut karena zona hambat yang ditimbulkan tersebut tidak hanya
dihasilkan dari isolat namun juga masih dipengaruhi oleh eluen BAA.


ANALISIS DAYA ANTIPIRETIK ISOLAT FLAVONOID
DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia folium (Tennore) Steen)
PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

Raditya Putra Irianto R
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci: isolasi flavonoid, daun binahong, efek antipiretik, , tikus putih.
Tanaman binahong salah satu tanaman menjalar yang saat ini banyak diteliti
mengenai khasiatnya Berdasarkan kandungan flavonoid yang terdapat pada binahong,
tidak menutup kemungkinan tanaman ini juga dapat berfungsi sebagai penurun demam.
Tahap awal dari penelitian ini adalah isolasi flavonoid dari ekstrak daun binahong
mengggunakan kromatogafi kolom. pengembang yang digunakan adalah KAA
(kloroform:as.asetat:air, 30:15:2). Dari hasil isolasi diperoleh 3 fraksi dengan kepekatan
warna yang berbeda, kemudian di spektofotometri pada panjang gelombang 200-500nm.
dengan hasil absorbansi yang paling tinggi adalah fraksi isolat kedua, pada fraksi isolat
kedua diperoleh 14 (empat belas) puncak yang terbentuk pada panjang gelombang
terbentuknya flavonoid diperoleh puncak tertinggi dengan absorbansi tertinggi 3.957 pada
panjang gelombang 317 nm. Dari 14 puncak yang terbentuk,diantaranya diduga terdapat
golongan isoflavon (255-265, 310-330), flavon (330-350), golongan flavonol(350-390),
golongan auron (390-430).
Secara oral fraksi kedua diberikan kepada tikus putih yang telah didemamkan
menggunakan pepton. Pada fraksi isolate daun binahong dengan konsentrasi 15% terjadi
penurunan pada 60 menit setelah pemberian dengan konstribusi sebesar 0.2 oC.
sedangkan untuk kontrol positif dengan penurunan 0,33 oC dan kontrol negative sebesar
0.1 oC.
Dapat disimpulkan bahwa isolat flavonoid daun binahong tidak dapat
memberikan penurunan yang signifikan pada konsentrasi 15 % dalam waktu 60 menit
setelah pemberian. Sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan
konsentrasi yang lebih tinggi.


UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK BUAH TERONG BELANDA (Cyphomandra botacea)
DENGAN METODE DPPH (2,2-Diphenil-1-pkrilhidrazil)

Yulia Riyandini
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : Radikal Bebas, Antioksidan, , DPPH, Antosianin
Radikal bebas merupakan suatu atom atau senyawa yang kehilangan
pasangan elektronnya. Radikal bebas dapat terbentuk akibat dari proses kimia
yang terjadi di dalam tubuh, seperti proses oksidasi, metabolisme sel, olahraga
berlebihan dan peradangan. Selain itu, radikal bebas juga dapat terbentuk karena
faktor eksternal seperti asap rokok, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain.
Untuk melindungi tubuh dari dampak negatif radikal bebas, maka tubuh
memerlukan suatu antioksidan. Antioksidan dapat diperoleh dari bahan alam
seperti buah terong belanda (Cyphomandra botacea) yang mengandung senyawa
antosianin, yaitu jenis antioksidan yang sangat kuat. Adanya senyawa antosianin
dalam buah terong belanda inilah yang mendorong dilakukannya penelitian untuk
mengetahui aktivitas antioksidan pada ekstrak buah terong belanda.
Populasi dalam penelitian ini adalah buah terong belanda. Sedangkan
sampelnya adalah ekstrak buah terong belanda. Ekstrak buah terong belanda ini
mengandung senyawa antosianin yang akan diuji aktivitas antioksidannya.
Antosianin dapat dikestraksi secara maserasi menggunakan pelarut etanol
70% dalam suasanan asam. Hasil ekstrasi ini kemudan dilakukan pengujian
kualitatif untuk mengidentifikasi adanya senyawa flavonoid dan antosianin pada
ekstrak buah terong belanda. Setelah diketahui bahwa ekstrak buah terong belanda
positif mengandung flavonoid dan antosianin, selanjutnya diuji aktivitas
antioksidannya menggunakan metode DPPH pada spektrofotometer UV-VIS.
Proses ekstraksi antosianin ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Akademi
Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang, sedangkan proses
pengujian aktivitas antioksidan hasil ekstraksi ini dilakukukan di Laboratorium
Kualitas Air Perum Jasa Tirta I Malang.
Dari pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH ini dapat
disimpulkan bahwa ekstrak buah terong belanda memiliki aktivitas antioksidan
yang sangat rendah karena memiliki nilai IC sebesar 325, 72 ppm.
Sehubungan dengan tingginya nilai IC50% pada ekstrak buah terong
belanda ini, maka sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengisolasi
buah terong belanda dan mengukur kadar antosianin yang terkandung di
dalamnya.


PENGARUH VARIASI KONSENTRASI STARTER Lactobacillus
bulgaricus DAN Streptococcus thermopillus
TERHADAP MUTU YOGHURT SUSU KACANG MERAH
(Vigna umbellata syn Phaseolus vulgaris L)

Meisyalia Fithri
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : yoghurt, susu kacang merah, kosentrasi starter.
Kacang merah selain memiliki kandungan gizi cukup lengkap juga
mengandung zat-zat lain yang berkhasiat obat untuk berbagai macam penyakit.
Produk hasil olahan kacang merah belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan
baku industri. Pengolahan kacang merah hanya terbatas sebagai bahan makanan
dan susu kacang merah. Susu kacang merah merupakan susu berprotein dan
berserat tinggi yang baik untuk dikonsumsi. Tetapi susu kacang merah memiliki
kelemahan yaitu merupakan komoditas yang mudah rusak dan memiliki bau khas
kacang-kacangan (beany flavour). Kelemahan tersebut dapat dikurangi melalui
proses fermentasi susu kacang merah menjadi yoghurt susu kacang merah.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan penelitian ini dapat membuktikan
dan memberikan informasi secara ilmiah kepada masyarakat tentang yoghurt susu
kacang merah sebagai pangan fungsional dan dapat memperkaya produk pangan
khususnya yang dihasilkan oleh tanaman kacang-kacangan yaitu kacang merah.
Starter yoghurt yang umum digunakan mengandung dua jenis bakteri asam laktat
yaitu Lactobacillus bulgaricus (LB) dan Streptococcus thermopillus (ST) dengan
rasio 1:1. Dalam pembuatan yoghurt kacang merah belum diketahui kosentrasi
starter ST:LB yang tepat untuk mendapatkan produk yoghurt yang paling baik.
Pembuatan Yoghurt Susu Kacang Merah (Vigna umbellata syn Phaseolus vulgaris
L) dengan variasi Kosentrasi Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermopillus. Dengan variasi Kosentrasi Streptococcus thermopillus :
Lactobacillus bulgaricus, 1:1, 1:3, 2:3, 3:1 dan 3:2. Setelah itu dilakukan uji kadar
protein, uji total asam, uji pH, uji BAL (Bakteri Asam Laktat) dan uji
organoleptis.
Ada pengaruh antara perlakuan variasi konsentrasi starter Streptococcus
thermophillus : Lactobacillus bugaricu terhadap uji mutu. Hasil penelitian kadar
protein paling tinggi terdapat pada yoghurt dengan kosentrasi ST:LB 1:1 dengan
rata-rata kadar protein yoghurt sebesar 1,0113 %. Uji total asam paling tinggi
terdapat pada yoghurt dengan kosentrasi ST:LB 1:3 dengan rata-rata total asam
yoghurt sebesar 0,9040 %. Pada uji pH paling tinggi terdapat pada yoghurt dengan
kosentrasi ST:LB 3:2 dengan rata-rata pH yoghurt sebesar 4,5167. Jumlah total
BAL tertinggi adalah pada kosentrasi starter ST:LB 1:1.
Berdasarkan hasil penelitian pembuatan yoghurt dengan pengaruh variasi
kosentrasi starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermopillus
menunjukkan bahwa produk mengandung senyawa-senyawa gizi. Tetapi kadar
proteinnya rendah. Karenanya dalam pembuatan selanjutnya sebaiknya dilakkan
penelitian ulang dengan memperhatikan lama perendaman dan banyaknya
penyaringan. Dan dilakukan pengujian protein sebelum proses fermentasi
berlangsung.


EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK TEMU MANGGA
(Curcuma mangga Val) PADA Staphylococcus aureus

Novita Fatimah Fahmi
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : Ekstrak temu mangga, antibakteri, Bakteri Staphylococcus aureus.
Temu mangga (Curcuma mangga val.) adalah tanaman yang memiiki banyak
kegunaan dalam pengobatan. Hampir semua dari tanaman ini yang dapat digunakan
untuk pengobatan. Mulai dari daun, rimpang, akar dan juga kulit batang. Pada
umumnya tanaman ini, dimanfaatkan sebagai obat luka pada kulit dengan
menggunakan air perasan rimpangnya. Komponen saponin dan flavonoid diduga
berfungsi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi efek
antibakteri ekstrak temu mangga pada bakteri Staphylococcus aureus.
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan ekstrak temu mangga dilakukan
dengan metode perkolasi terhadap serbuk rimpang temu mangga. Karakteristik
dilakukan berdasarkan kekentalan ekstrak setelah proses evaporasi dan pemekatan
yang dilakukan dengan menggunakan beberapa dosis yaitu 3 g, 6,5 g dan 10 g.
Pengujian sifat antibakteri ekstrak temu mangga dilakukan terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi cakram. Aktivitas
antibakteri diukur berdasarkan diameter zona hambatnya dan dilanjutkan ke analisa
data SPSS 13 dengan melakukan uji Normality, Homogeneity, ANOVA, dan Post
Hoc.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona hambat ekstrak temu mangga
dengan menggunakan beberapa dosis terdapat perbedaan hasil yang bermakna.
Hasil yang didapat maksimal karena ektrak temu mangga yang paling efektif
menghambat bakteri Staphylococcus aureus adalah dosis 10 gram yang
menunjukkan zona hambat yang paling besar yaitu lima kali lebih besar dari dosis
6,5 gram. Selain itu juga pada nilai Standart Deviasi yang didapat > 20 mm yaitu
30,0870 mm yang bisa dikatakan memiliki respon hambatan pertumbuhan yang
kuat. Sehingga hasil di atas dikatakan sudah mencapai kriteria suatu ekstrak dalam
menghambat bakteri uji.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan supaya dilakukan isolasi terhadap
masing-masing zat aktif yang terkandung dalam temu mangga (Curcuma mangga
val.) yang dapat digunakan sebagai antibakteri dan perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang efek antibakteri ekstrak temu mangga pada bakteri Staphylococcus
aureus dengan dosis lebih tinggi sehingga didapatkan hasil yang lebih baik lagi.


EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT (Mus Musculus)

Dilli Bagus S.P
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : efektivitas, tanaman seledri, diabetes mellitus, pengukuran kadar gula darah, mus musculus galur balb c.
Daun seledri merupakan salah satu tumbuhan herbal dan tergolong dalam sayuran, secara turun temurun daun seledri digunakan sebagai berbagai macam pengobatan, salah satu fungsi dari daun seledri yaitu sebagai obat anti diabetes mellitus. Pada penelitian ini, dimaksudkan untuk menguji efektifitas daun seledri terhadap penurunan kadar gula darah.
Uji efektifitas dalam penelitian yang dilakukan, perlu adanya metode baku yang bisa digunakan sebagai dasar dari pelaksanaan penelitian. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental. Objek penelitian yang digunakan yaitu ekstrak daun seledri yang diperoleh dengan cara maserasi dengan berbagai tingkat dosis, dosis yang digunakan yaitu dosis 1,5gr, 3 gr, dan 4,5 gr. Objek yang kedua yaitu hewan uji yang digunakan sebagai variabel kontrol dalam pengukuran kadar gula darah mencit.
Penelitian dilakukan di Labolatorium Farmakognosi Akademi Farmasi Putra Indonesia Malang, dan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2011. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu meningkatkan dan menurunkan kadar gula darah. Meningkatkan kadar gula darah pada mencit menggunakan injeksi streptozotosin dengan dosis 50 mg/kgBB, sedangkan penurunan akan menggunakan ekstrak daun seledri dengan dosis 1,5 g , 3 g, 4,5 g dan kontrol glibenclamid sebagai pembanding. Hasil akhir penelitian, ekstrak daun seledri positif memproteksi efek hiperglikemi oleh streptozotocin dan dapat menurunkan kadar gula darah pada mencit, dari berbagai variasi dosis. Dosis 4,5g merupakan dosis efektif menurunkan kadar gula darah hal ini dikarenakan daun seledri memiliki senyawa flavonoid yaitu apiin yang berfungsi sebagai anti diabetes. Senyawa apiin bekerja menstimulus sel beta pankreas sehingga produktifitas hormon insulin dapat meningkat, Sehingga kadar gula darah pada mencit bisa mengalami penurunan
Kesimpulan dari penelitian yaitu ekstrak daun seledri bisa menurunkan kadar gula dalam darah mencit mulai dosis 3 g. Dosis efektif untuk menurunkan kadar gula dalam darah mencit yaitu dosis 4,5 g. Besar harapan dari penelitian ini, untuk dilakukan tindakan lebih lanjut dalam proses penelitian seperti isolasi terhadap senyawa zat aktif yang dapat digunakan sebagai obat antidiabetes, sehingga hasil dari penelitian ini bisa berguna bagi masyarakat.


MUTU FISIK SEDIAAN GRANUL EFFERVESCENT EKSTRAK
BUAH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill)

Halimatus Tsa'diyah
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : Granul Effervescent, Ekstrak Buah Tomat (Lycopersicum esculentum
Mill), uji mutu sediaan.
Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi dalam peningkatan nilai tambah
terhadap hasil pertanian misalnya buah tomat (Lycopersicum esculentum Mill). Buah
tomat selain digunakan sebagai bahan pangan, juga bisa digunakan untuk
meningkatkan stamina juga sebagai daya tahan tubuh, dan memiliki banyak
kandungan yang berkhasiat diantaranya adalah kholin, mineral, protein, lemak untuk
berfungsi sebagai pertumbuhan. Rutin untuk memperkuat pembuluh kapiler, klorin
dan shulfur berkhasiat sebagai detoksikan, likopen diketahui mempunyai kemampuan
sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh terhadap berbagai macam penyakit
seperti kanker dan penyakit jantung. Pembuatan granul effervescent dari buah tomat
dapat meningkatkan nilai tambah karena produk tersebut tahan lama dan menjadi
ketertarikan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui mutu fisik buah tomat yang dibuat dalam bentuk sediaan granul
effervescent, dapat menghasilkan mutu fisik granul yang memenuhi syarat yag telah
ditetapkan meliputi uji organoleptik, uji waktu alir, uji waktu larut, uji sudut diam dan
uji kadar air.
Penelitian ini dilakukan dilaboratorium teknologi Farmasi Putra Indonesia,
Malang juni 2011 Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif
terhadap pembuatan serbuk effervescent ekstrak buah tomat dilakukan dengan cara
membuat suatu formula granul effervescent ekstrak buah tomat yang baik .untuk
mengetahui mutu fisik sediaan granul effervescent ekstrak buah tomat dibandingkan
dengan standar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa granul effervescent ekstrak buah tomat
mempunyai kualitas mutu fisik yang baik yang ditunjukkan pada hasil uji dengan
literatur.
Untuk menghasilkan kualitas mutu fisik yang baik komposisi bahan
pembuatan granul effervescent ditambahkan zat pelicir untuk memperbaiki waktu alir
yang kurang baik.


POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK BIJI KOPI ARABIKA (Coffe Arabica Linneaus)

Alvin Rivaldi Mohammad
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : Antioksidan, kopi arabica, spektrofotometri uv-vis.
Kopi Arabica (Coffe arabica L ) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi, menyehatkan, dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan. Kopi ini mengandung polifenol, kafein ( non-volatine alkaloid ), alanin ( asam amino ), arabinogalactican, galactomanan, selulosa ( polisakarida karbohidrat ), asam linoleat, asam palmitat, trigliserida ( lemak ). Arabinogalactan befungsi memperbaiki sistem pertahanan saluran pencernaan. Asam chlorogenic milik kelompok senyawa yang dikenal sebagai polifenol yang merupakan antioksidan di dalam kopi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi antioksidan dari kopi Arabica (Coffe arabica L yang dilakukan dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil radical-scavenging). Penelitian dilakukan dengan ektrasi maserasi sampel dengan pelarut etanol 80 %. Selanjutnya ekstrak dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator.
Ekstrak biji kopi arabica diuji dengan menggunakan reagen DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil radical-scavenging) sebagai radikal bebas secara spektrofotometri UV-Vis yang diukur absorbansi DPPH pada panjang gelombang 520 nm, diukur pada menit ke-5’, 10’, 15’.
Hasil penelitian potensi antioksidan yang dilakukan terhadap ekstrak kopi arabica (Coffe Arabica L) menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 520 nm dengan berbagai konsentrasi 16 ppm, 24 ppm, 32 ppm, 40 ppm, 60 ppm pada menit ke-5’, 10’, 15’. Dari Analisa tersebut di dapatkan nilai peredaman terbaik ekstrak kopi arabica pada menit 15. Dilihat dari hasil % perendaman linieritas yang mendekati nilai r =1. Sehingga nilai IC50 di dapatkan pada menit ke 15 pada konsentrasi 500 μg/mL. Hal ini berarti pada konsentrasi 500 mμ/mL dapat menghambat radikal bebas sebesar 50%. Disarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan uji potensi antioksidan ekstrak kopi berdasarkan pengaruhnya dengan organ tubuh.


PENGARUH OPTIMASI WAKTU PEMANASAN
DAN PENAMBAHAN SERBUK OLAHAN BIJI WIJEN
TERHADAP UJI MUTU SUSU KEDELAI

Licha
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : susu kedelai, optimasi waktu pemanasan, serbuk Olahan biji wijen, aroma langu.
Susu kedelai adalah produk minuman yang berasal dari ekstrak kacang kedelai dengan air atau tepung kedelai dengan air, dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain yang diizinkan. Susu kedelai yang berkualitas adalah susu kedelai yang bebas dari aroma dan rasa langu, bebas antitrypsin, tidak mengendap dan bebas dari cemaran mikroba.
Aroma langu dari susu kedelai disebabkan oleh adanya enzim lipkogenase. Upaya yang dapat dilakukan dalam menghilangkan aroma langu tersebut adalah dengan cara pemanasan serta penambahan pengaroma rasa. Tujuan dari pembuatan produk olahan susu kedelai ini adalah untuk menghasilkan produk susu kedelai tanpa aroma langu, berasa enak dan berprotein tinggi.
Maka dari itu dilakukan pembuatan susu kedelai dengan cara mengoptimasi waktu pemanasan selama 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit serta penambahan serbuk olahan biji wijen sebanyak 20gr, 25gr, 30gr,35gr, 40gr, 45gr dan 50gr. Setelah itu dilakukan uji organoleptis yang datanya berdasarkan uji volunteer serta penetapan kadar protein dengan Metode Titrasi Formol
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada optimasi waktu pemanasan menit ke 15 memiliki aroma langu paling sedikit, rasa enak serta memiliki kadar protein 7,442%. Sedangkan pada produk pembuatan susu kedelai dengan optimasi waktu pemanasan selama 15 menit dan penambahan serbuk olahan biji wijen sebanyak 35gr memiliki aroma tidak langu, rasa paling enak serta kadar protein sebesar 11,712%.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi produsen susu kedelai dalam membuat produk susu kedelai yang berkualitas.


UJI MUTU DAN PENERIMAAN VOLUNTEER
PADA PEMANFAATAN AMPAS TAHU
SEBAGAI BAHAN PENGISI PEMBUATAN NUGGETS

Tri Endah Yuliastutik
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : Ampas Tahu, Nuggets
Pada pembuatan tahu terdapat hasil samping berupa padatan yang disebut
ampas tahu. Selama ini limbah ampas tahu belum dimanfaatkan secara maksimal hanya
digunakan sebagai bahan campuran dari pakan ternak. Namun jika dilihat dari nilai
gizi, ampas tahu masih memiliki nilai protein yang cukup tinggi dan dapat diolah
menjadi makanan yang aman dikonsumsi. Untuk memanfaatkan nilai gizi ampas tahu,
diantaranya dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan nuggets, sehingga
harga nuggets bisa dijangkau masyarakat kalangan menengah kebawah. Oleh karena itu
peneliti tertarik menggunakan ampas tahu sebagai bahan campuran pembuatan nuggats,
sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomi ampas tahu dengan menjadikannya sumber
makanan baru dan menekan harga jual nuggets menjadi lebih murah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil organoleptik (tekstur,
rasa dan aroma),nilai protein, kadar kalori, uji mikrobiologi, dan hasil penerimaan
volunteer dari pembuatan nuggets, sehingga dapat dihasilkan nuggets yang mempunyai
mutu baik.
Pembuatan nuggets dibedakan menjadi dua yaitu pembuatan nuggets A
perbandingan daging ayam:ampas tahu adalah 4:6 dan nuggets B perbandingan daging
ayam:ampas tahu adalah 4:3, sedangkan bahan-bahan yang lain diberikan dengan
jumlah yang sama untuk nuggets A dan nuggets B. Setelah nuggets jadi dilakukan uji
mutu yang meliputi uji organoleptik, uji protein, uji kalori dan uji mikrobiologi yang
kemudian dilakukan juga uji volunteer untuk mengetahui hasil responden dari
masyarakat. Hasil uji yang diperoleh adalah pada nuggets A hasil uji organoleptik untuk
tekstur 91.25 %, rasa 81.25 % dan Aroma 75.625 % dan untuk nuggets B diperoleh
hasil untuk tekstur 88.75 %, rasa 85.625% dan aroma 80 %. Sedangkan untuk nilai
protein pada nuggets A 11.09 % dan nuggetsl B 9.71 % kedua sampel tidak memenuhi
standart protein yang ditetapkan SNI karena standart yang ditetapkan oleh SNI adalah
min 12 %. Untuk hasil kadar kalori pada nuggets A 1591,4019 Cal/g dan untuk nuggets
B 1433,4544 Cal/g. Untuk hasi uji mikrobiologi memenuhi syarat Dan untuk hasil uji
volunteer, diperoleh rata – rata untuk nuggets A 82.7083 % dan untuk nuggets B
diperoleh rata-rata 84.7916 % maka penerimaan nuggets ampas tahu pada masyarakan
diterima dengan cukup baik. Responden diperoleh dari pedagang pasar Ngopak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nuggets A memiliki keunggulan dalam
tekstur, protein dan kalori sedangakan nuggets B memiliki keunggulan dalam aroma
dan rasa. Sedangkan volunteer menukai kedua jenis nuggets.


UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A. Juss ) TERHADAP BAKTERI Shigella dysentriae

Rohma Apriliani
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : Uji Aktivitas Antibakteri, Ekstrak Daun Mimba (Azadirachta indica
A. Juss), Shigella dysentriae.
Saat ini, banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan obat
tradisional dibandingkan obat-obatan kimia. Hal ini dikarenakan beberapa alasan,
misalnya obat tradisional merupakan pengalaman empiris yang perlu dilestarikan,
lebih terjangkau harganya, dan tidak memiliki efek samping yang berarti.
Tanaman mimba merupakan salah satu tanaman yang berkhasiat obat. Mimba,
khususnya daunnya dapat mengobati disentri dan penyakit lainnya. Oleh karena
itu, pemilihan bahan alam seperti tanaman mimba yang berkhasiat antibakteri
dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan dibandingkan dengan
menggunakan antibiotik yang rentan akan efek samping. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun mimba terhadap bakteri
Shigella dysentriae.
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Akademi Analis
Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang pada bulan Maret s/d April 2011.
Penelitian dilakukan melalui pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode
dilusi untuk mengetahui Kadar Hambat Minimumnya (KHM) dan Kadar Bunuh
Minimumnya (KBM) dan Shigella dysentriae sebagai bakteri ujinya. Adapun
populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah ekstrak daun mimba
menggunakan pelarut etanol 70 % dibuat dengan metode perkolasi, diperoleh dari
desa Wringin Anom kecamatan Tongas kabupaten Probolinggo. Untuk analisa
data KHM ditunjukkan dengan adanya penurunan kekeruhan yang mulai tampak
jernih pada masing-masing media cair dalam masing-masing tabung dan KBM
ditunjukkan dengan dengan tidak adanya pertumbuhan koloni pada media selektif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak daun mimba (Azadirachta
indica A. Juss) dapat manghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae yaitu
pada dosis 40 g daun mimba dan membunuh bakteri tersebut pada dosis 45 g daun
mimba.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai uji efektivitas ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A. Juss) pada
bakteri patogen lainnya dan perlu kiranya dilakukan penelitian tentang aktivitas
antibakteri ekstrak daun mimba pada hewan coba untuk pengobatan penyakit
disentri serta dilakukan penelitian untuk menemukan zat aktif yang berperan
sebagai antibakteri pada daun mimba.


UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN ILER (Coleus scutellarioides [L.] Benth.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

Rizka Dwi Yuliana
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata Kunci : efektivitas, ekstrak, Daun iler (Coleus scutellarioides [L.] Benth.), Diabetes mellitus, kadar glukosa darah Diabetes Melitus atau penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh glukosa dalam tubuh penderita tinggi hal ini disebabkan karena sel beta pankreas yang dapat memproduksi insulin tidak dapat bekerja dengan optimal, sehingga kadar gula dalam darah tidak dapat seimbang. Diabetes melitus ditandai dengan sering kencing, banyak minum, cepat lapar, dan luka sukar sembuh. Daun iler (Coleus scutellarioides [L.] Benth.) memiliki ciri – ciri helaian daun berbentuk bulat telur, pangkal membulat atau melekuk menyerupai bentuk jantung, ujung meruncing, tepi beringgit, tulang daun menyirip jelas,berbentuk gambaran seperti jala, permukaan daun agak mengilap, berambut halus, dan berwarna ungu kecoklatan sampai ungu kehitaman. Daun iler yang secara empiris telah digunakan sebagai obat untuk berbagai macam penyakit, seperti wasir, terlambat haid, keputihan, demam nifas, kencing manis, sukar buang air besar, gangguan pencernaan makanan, dan cacingan.. Penelitian ini dilakukan dengan cara ekstraksi daun iler menggunakan metode maserasi yaitu dengan menggunakan etanol 70% kemudian dilanjutkan dengan penguapan. Ekstrak daun iler diberikan pada mencit jantan menggunakan sonde untuk mengetahui efektifitas daun iler terhadap penurunan kadar glukosa darah. Jumlah bahan yang digunakan berupa 10 g dan ekstraknya dibagi dalam tiga dosis yaitu dosis 19,5 mg, 39 mg, dan 58,5 mg. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan kadar glukosa darah yaitu dengan dosis 19,5 mg rata-rata penurunannya 99,0 ; dosis. 39 mg rata-rata penurunan 91,3 ; dosis 58,5 mg rata-rata penurunan 104,0. Dari ketiga dosis tersebut dalam menurunkan kadar glukosa darah mempunyai efek yang sama dan mempunyai efek yang lebih besar jika dibandingkan dengan glibenklamid yang rata – rata penurunannya 32,6. Berdasarkan hasil penelitian perlu dilakukan isolasi terhadap masing-masing zat aktif yang terkandung dalam daun iler (Coleus scutellarioides [L.] Benth.) yang dapat digunakan sebagai antidiabetes dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang uji efektivitas ekstrak daun iler terhadap penurunan kadar glukosa darah mencit dengan dosis lebih tinggi.


PERBEDAAN EFEKTIVITAS
PERASAN RIMPANG KUNYIT(Curcuma Domestica Val.)
SEBAGAI ALTERNATIF PENGAWET ALAMI
BERDASARKAN PARAMETER ANGKA LEMPENG TOTAL
PADA IKAN TERI

Nike Putri Perdana
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci :efektivitasperasanrimpangkunyit, pengawet, angkalempeng total.
Kunyit(Curcuma domesticaVal.) merupakan jenis rimpang yang
didalamnya terkandung komponen senyawa pengawet seperti atsiri 2-5%, zat
warna kurkuminoid 3-4%, zingiberin, arabinosa, pati, tannin, dan mineral-mineral
seperti, kalsium, natrium, dan bismuth. Peran kunyit sebagai pengawet alamipa
damakanantidakterlepasdarikemampuankunyit yang
memilikiaktivitasantimikroba.Penelitianinibertujuanuntukmengetahuiperbedaanak
tivitasperasanrimpangkunyitsebagaialternatifpengawetalamiberdasarkan
parameter ujiAngkaLempeng Total padaikanteri.
Ikanteri(Stolepherus Spp.)merupakanjenisikankecil yang
memilikinilaiekonomitinggi, sepertijenisikanlautlainnya.
Ikanterijugamemilikikandungan protein tinggi. Lubis (1987)
mengatakanikansebagaibahanpanganmempunyainilaigizi yang
tinggidengankandungan mineral, vitamin, lemaktakjenuhdan protein yang
tersusundalamasam-asam amino esensial yang
dibutuhkanuntukpetumbuhandankecerdasanmanusia. Salah
satukeistimewaanikanteridibandingkandenganikanlainnyaadalahbentuknya yang
kecilsehinggamudahdanpraktisdikonsumsiolehsemuaumur.
Ikanterimerupakansalahsatusumberkalsiumterbaikuntukmencegahpengeroposantul
ang.
Penelitianinidilakukan di
LaboratoriumMikrobiologiAkademiAnalisFarmasidanMakananPutra Indonesia
Malang, padabulanMaretsampaiJuli
2011.Penelitianterhadappemanfaatanrimpangkunyitdilakukandengancaramengam
bilperasandaririmpangkunyittersebut. Pemanfaatan perasan rimpang kunyit dapat
dibuktikan dengan menggunakan pengujian metode angka lempeng total dengan
dasar pengujian pengujian melihat koloni baterisetelah sampel
awetanikanteriditanam pada media Nutrient Agar dan dieramkan selama 24-48
jam pada suhu 35-37 OC. Perasan rimpang kunyit dinyatakan memiliki aktivitas
antibakteri apabila mampu menghambat pertumbuhan mikrrorganisme. Hal ini
ditunjukkan dengan cara melihat
mikroorganismetumbuhdanberkembangbiakdenganmembentukkoloni yang
dapatlangsungdihitung. Perhitungan angka lempeng total adalah harus sesuai


PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN KALKULI
BERDASARKAN PENGARUH PEMBERIAN
KAPSUL ZEOLIT ABU SEKAM PADI
TERHADAP KADAR KALSIUM URIN TIKUS

Agnely Rahma Fadila
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : kadar kalsium urin tikus, kalkuli, kapsul zeolit abu sekam padi ,
spektrofotometri serapan atom.
Zeolit yang diekstrak dari abu sekam padi, dapat dimanfaatkan menjadi
bahan berkhasiat untuk antikalkuli. Aktivitas ini diduga didasarkan pada
kandungan silika-alumina dari abu sekam padi tersebut yang dapat menukarkan
ion dan sebagai absorben. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas
zeolit abu sekam padi dalam mencegah dan mengobati kalkuli. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah induksi kalkuli dengan hidroksiprolin.
Hasil penelitian menunjukkan analisa kadar kalsium dengan AAS dan perhitungan
statistik menunjukkan bahwa zeolit abu sekam padi dengan dosis 15,695mg/100g
BB tikus memiliki aktivitas dalam mencegah kalkuli (t hitung sedimen 4,3278 dan
supernatan 11,0231 > t tabel 2,776). Pemberian dosis yang sama untuk perlakuan
pengobatan menunjukkan bahwa zeolit abu sekam padi tidak memiliki aktivitas
mengobati kalkuli ditunjukkan dengan tidak terdapat perbedaan yang nyata pada
perhitungan statistik (t hitung sedimen 0,3112 < t tabel 2,776). Kesimpulan dari
penelitian ini adalah zeolit abu sekam padi dengan dosis 15,695 mg/100g BB
tikus memiliki aktivitas mencegah kalkuli serta dengan dosis yang sama zeolit abu
sekam padi tidak memiliki aktivitas mengobati kalkuli.


PENENTUAN NILAI INDEKS GLIKEMIK PROBIOTIK UMBI SUWEG
(Amorphophallus campanulatus)
SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL BAGI PENDERITA DIABETES

Wahyu Anita Indra Rukmana
Akademi Analis Farmasi dan Makanan Putra Indonesia Malang
ABSTRAK
Kata kunci : probiotik, umbi suweg, indeks glikemik
Diabetes mellitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu
gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme glukosa di dalam
tubuh. Penderita diabetes harus bisa memilih pangan yang sesuai dan tidak
menyebabkan kenaikan glukosa darah pasca mengkonsumsinya. Salah satu
pangan yang dianjurkan untuk pasien diabetes adalah pangan yang
mengandung nilai indeks glikemik (IG) rendah. Indeks glikemik (IG) pangan
merupakan tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar glukosa darah.
Penggunaan umbi suweg sebagai minuman probiotik dapat menjadi alternatif
makanan bagi pasien diabetes. Oligosakarida pada umbi suweg yang
berfungsi sebagai prebiotik yaitu karbohidrat yang tidak dicerna tubuh, namun
dapat dicerna oleh mikroba yang menguntungkan dalam tubuh, sehinggadapat
meningkatkan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai indeks
glikemik probiotik umbi suweg.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium mikrobiologi Putra Indonesia
Malang, selama bulan Appril 2010. Tahap – tahap dalam penelitian ini yaitu
tahap persiapan sampel meliputi pembuatan prebiotik umbi suweg, pembuatan
probiotik umbi suweg serta penentuan total bakteri asam laktat (BAL), tahap
selanjutnya yaitu penentuan nilai IG, dan tahap terakhir yaitu analisis data
dengan membandingkan luas kurva dibawah respon pangan uji (probiotik
umbi suweg) dengan luas kurva di bawah pangan standard (glukosa)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa probiotik umbi suweg memiliki
nilai total BAL sebesar 2,0 x 1010 CFU/ml dan IG yang rendah yaitu sebesar
52,67.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai IG probiotik umbi
suweg sebesar 52,67. Dengan demikian probiotik umbi suweg termasuk
pangan dengan IG rendah sehingga dapat digunakan sebagai alternative
pangan bagi pasien diabetes.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dilakukan penelitian lanjutan
yaitu mengetahui dosis optimal penggunaan probiotik umbi suweg
berdasarkan jumlah total BAL sebagai penurun glukosa darah serta digunakan
variasi bakteri probiotik dalam pembuatan probiotik umbi suweg.

 
- See more at: http://zonablogging.blogspot.com/2012/12/cara-membuat-nomor-halaman-keren-di.html#sthash.gpmQeUPv.dpuf
Selamat datang di blog PERPUSTAKAAN PUTRA INDONESIA MALANG , Terima kasih telah berkunjung di blog kami.. Semoga bermanfaat bagi anda !! Welcome to LIBRARY PUTRA INDONESIA MALANG, Thanks for visiting our blog .. Hopefully useful for you !! :)